syarif hidayatullah
tentang madura yang kutinggalkan
.....
.....
di segala pematang
kuhirup kerinduan
kuhirup harapan
pada nafas nafas yang cerutu
pada segenap tabir yang terkubur
di nisan babatu
.....
.....
jalan jalan kecil
seperti pipi lesung ibuku
mengalirkan air perlahan
menelan jejak jejakku
mirip perpisahan
yang ditunjukkan Tuhan
dimimpiku yang masih kanak
dan kini kian nyata
saat hujan menghantarkanku ke bilik bilik waktu
dan menjauhkanku pada drama hujan yang kurindu itu
sebagian petaka melahirkan air mata
sedang perpisahan itu bagian dari air mata
dan kuanggap ini sebagai petaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar